Tidak terasa sudah sebulan lewat kita semua menjalani puasa sebagai sesuatu yang baru, puasa ditengah covid-19, banyak yang berubah dan harus kita sesuaikan. Tidak mudah tentunya menyesuaikan “kebiasaan” yang sudah menjadi tradisi, berkumpul, srawung dengan sanak keluarga dan handai taulan lainnya. Tahun ini wujud cinta kita berbeda, melakukan pembatasan sosial dan tetap tinggal di rumah serta tidak bersilaturahmi secara fisik menjadi wujud perhatian kepada orang-orang yang kita cintai…Kalo kata Mbah Minto dari chanel Youtube Ucup Klaten, “sing penting transferane Lee…”
Biasanya kita pulang kampung, bertemu dengan Simbah dan keluarga yang lain di kampung, sekarang kita harus tinggal di rumah masing-masing, bahkan untuk sholat Ied pun ada beberapa wilayah yang dibatasi untuk meminimalisir penyebaran Covid – 19. Terlalu banyak cerita seputar Covid – 19 baik itu yang positif dan membangun maupun negatif dan berkutat dengan konspirasi, semua punya sudut pandang masing-masing, tidak masalah asal semua berdasarkan data dan bukan asumsi. Yang lebih penting adalah gunakan energi kita untuk hal yang produktif dengan disesuaikan minat kita masing-masing. Ada beberapa orang yang melakukan kekonyolan untuk menaikan follower ataupun istilah “panjat sosial” untuk menunjukan ke-eksis.annya yaa biarkan saja, segala komentar baik yang pro dan kontra juga malah memuluskan jalan mereka untuk terkenal (menaikkan traffic) dengan cara apapun. Lebih baik, tidak perlu dilihat tidak perlu dikomen…biasa saja…banyak hal positif lain yang bisa dilakukan…
Covid – 19 juga berimbas ke Industri dan UKM. Berdasarkan data rangkuman dari http://www.katadata.co.id, per 13 April 2020 saja sudah ada 1,7 juta pekerja formal yang dirumahkan, 749,4 ribu pekerja formal yang di-PHK, 282 ribu pekerja informal yang usahanya terganggu, detilnya bisa di cek link referensi dibawah artikel ini. Aplikasi penjualan online menjadi sangat membantu UKM di tengah PSBB yang diterapkan. Hampir semua pelaku UKM mencoba mensiasati mengeluarkan menu untuk ukuran keluarga (porsi 2 – 5 orang). Variasi makanan beku (frozzen food), belanja sayur via online mengalami kenaikan karena banyak orang mencoba mengisi waktu di rumah dengan memasak. Apapun kreasi yang dikeluarkan merupakan cara kita beradaptasi dengan keadaan dan tetap bertahan. Selain makanan olahan, ada juga yang mencoba untuk memaksimalkan kebun dan area kosong di pekarangan rumah untuk berkebun tanaman bahan pangan maupun beternak yang bisa langsung digunakan di dapur. Kementrian Pertanian mengeluarkan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L), sebagai solusi ketahanan pangan di tengah pandemi covid – 19 dengan pemberdayaan kelompok masyarakat untuk pemberdayaan bibit, demplot dan pekarangan rumah di seluruh provinsi di Indonesia. Selain program itu, banyak juga komunitas lokal yang sudah bergerak untuk melakukan ketahanan pangan dengan kesadaran sendiri.
Terkait usaha susu bagaimana? Milimilk pernah menulis di artikel Selamatkan bisnis susu segar disaat kondisi krisis covid – 19.
Sekali lagi selamat menikmati dan merayakan hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah, mari memulai semangat dan kebaikan yang baru.
Referensi :
Katadata : https://katadata.co.id/infografik/2020/04/18/wabah-phk-akibat-covid-19